".: SELAMAT DATANG di SMK Batik Sakti 2 Kebumen :."
Home » » Administrasi Server dan Keamanan Jaringan

Administrasi Server dan Keamanan Jaringan

Written By Bmoen_Poetra on Sabtu, 28 Juli 2018 | 15.36

MATERI SISTEM OPERASI JARINGAN

JENIS-JENIS SISTEM OPERASI JARINGAN
     A.    Pengertian Sistem Operasi Jaringan
Sistem Operasi Jaringan (Network Operating System) adalah sebuah jenis sistem operasi yang ditujukan untuk menangani jaringan. Umumnya, sistem operasi ini terdiri atas banyak layanan atau service yang ditujukan untuk melayani pengguna, seperti layanan berbagi berkas, layanan berbagi alat pencetak (printer), DNS Service, HTTP Service, dan lain sebagainya. Istilah ini populer pada akhir dekade 1980-an hingga awal dekade 1990-an. Sistem operasi jaringan adalah suatu jenis sistem operasi yang dikususkan untuk menangani jaringan.Sistem operasi ini terdiri atas banyak layanan atau service yang ditujukan untuk melayani pengguna, seperti layanan berbagi berkas, layanan berbagi alat pencetak (printer), DNS Service, HTTP Service, dan lain sebagainya.
     B.     Karakteristik Sistem Operasi Jaringan
§  Pusat kendali sumber daya jaringan
§  Akses aman ke sebuah jaringan
§  Mengizinkan remote user terkoneksi ke jaringan
§  Mengizinkan user terkoneksi  ke jaringan lain  (misalnya Internet)
§  Back up data dan memastikan data tersebut tersedia
    C.    Fungsi Utama Sistem Operasi Jaringan
·      Menghubungkan sejumlah komputer dan perangkat lainnya ke sebuah jaringan
·      Mengelola sumber daya jaringan
·      Menyediakan layanan
·      Menyediakan keamanan jaringan bagi multiple users
·      Mudah menambahkan client dan sumber daya lainnnya
·      Memonitor status dan fungsi elemen – elemen jaringan
·      Distribusi program dan update software ke client
·      Menggunakan kemampuan server secara efisien
·      Menyediakan tolerasi kesalahan 

    D.    Jenis-Jenis Sistem Operasi jaringan berdasarkan layanan (interface)
1.      Sistem Operasi Jaringan Berbasis GUI
Adalah Sistem operasi yang dalam proses Instalasinya, user tidak perlu menghafal sintax – sintax atau perintah DOS atau bahasa pemograman yang digunakannya. Berikut beberapa contoh Sistem Operasi jaringan berbasis GUI :
Linux Redhat
Windows NT 3.51
Windows 2000 (NT 5.0)
Windows Server 2003
Windows XP
 Microsoft MS-NET
Microsoft LAN Manager
Novell NetWare

2.      Sistem Operasi Jaringan Berbasis Text
Adalah sistem operasi yang proses instalasinya, user diharapkan untuk menghafal perintah DOS yang digunakan untuk menjalankan suatu proses instalasi Sistem Operasi Jaringan tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut :
v Linux Debian
v Linux Suse
v Sun Solaris
v Linux Mandrake
v Knoppix
v MacOS
v UNIX
v Windows NT
v Windows 2000 Server
v Windows 2003 Server

JENIS-JENIS SISTEM OPERASI JARINGAN
CLOSE SOURCE
1.      Pengertian Closed Source
Pengertian Closed Source Software adalah perangkat lunak atau software yang dipublikasikan tanpa diberikan kode sumbernya, pada software jenis closed source hanya terdiri dari file binari saja tanpa adanya ruang untuk mengakses ke kode sumber software tersebut.
Secara umum, software closed source memiliki lisensi atau hak cipta yang bertujuan untuk melindungi software tersebut dari penggunaan yang dapat merugikan si pembuat software dan menguntungkan pihak ketiga. Software Closed Source bersifat terbatas dalam penggunaan, penyalinan, juga modifikasi. Bagi seseorang atau perusahaan yang bermaksud ingin mengakses kode sumber maka dibutuhkan perjanjian khusus yang dinamakan perjanjian non-disclosure.

Sistem Operasi Close Source
Sistem Operasi Close Source adalah Sistem Operasi yang kodenya tidak dibuka untuk umum, pemilik kode close source bisa membagikan source codenya melalui lisensi secara gratis maupun gengan membayar.
Pada Sistem Operasi Close Source ini paket program tidak dapat didistribusikan lagi selain oleh Pembuat/Vendor Program tersebut. Jika ada pendistribusian yang bukan dari Vendor Program tersebut, maka dianggap sebagai pembajakan software.

2.      Keuntungan/Kelebihan Close Source
  • Kestablian sistem terjamin
  • Support/dukungan langsung dari pemilik program
  • Lebih mudah digunakan

3.      Kerugian/Kekurangan Close Source
  1. Celah yang terbuka
  2. Adanya lisensi yang mengharuskan pengguna menyediakan dana
  3. Pengembangan terbatas
  4. Diperlukan antivirus
  5. Harga lisensi mahal

4.      Contoh Sistem Operasi Close Source
Pengelompokkan dan Contoh Software Closed Source
a.      Sistem Operasi
Contoh perangkat lunak dalam kelompok Sistem Operasi yang menggunakan lisensi Closed Source adalah Microsoft Windows
§  MS-DOS
§  Windows 95
§  Windows 98
§  Windows ME
§  Windows NT
§  Windows XP
§  Windows Server 2003
§  Windows Vista
§  Windows Server 2008
§  Windows 7
§  Windows 8

b.      Bahasa Pemrograman
Ada banyak jenis bahasa pemrograman, diantaranya software pemrograman tersebut banyak yang memiliki lisensi closed source, contohnya: ASP.Net, Pascal, Visual Basic

c.       Web Browser
Contoh Web Browser dengan kode sumber tertutup adalah Internet Explorer yang sejak dahulu dipakai oleh Microsoft dalam Sistem Operasi Windows-nya.

d.      Aplikasi
Banyak sekali aplikasi yang menggunakan lisensi kode tertutup atau closed source, contoh aplikasi terkenal adalah: CorelDraw, Adobe Photoshop

e.       Aplikasi Perkantoran
Microsoft Office menjadi aplikasi paling populer berbasis closed source untuk membantu menyelesaikan pekerjaan kantor dan lainnya.

f.       Anti Virus
Untuk mengamankan komputer dari serangan program-program jahat maka diperlukan penangkalnya. Banyak sekali software anti virus, dan berikut ini contoh anti virus closed source: Norton, dan McAfee
.OPEN SOURCE
1.      Sistem Operasi Open Source
Sistem Operasi Open Source adalah perangkat lunak (software) yang di mana kode programnya bersifat terbuka dan disediakan oleh pengembangnya secara umum agar bisa untuk dipelajari, diubah maupun dikembangkan lebih lanjut serta disebarluaskan dan boleh bahkan untuk memperbaiki bug atau kesalahan pada program tersebut.
Sementara itu, jika ada pembuat perangkat lunak (software) yang tidak mengizinkan dari kode programnya untuk diubah dan dimodifikasi, namun kode program dari perangkat lunak tersebut sebenarnya tersedia, maka bukanlah disebut sebagai sistem operasi open source.
Yang perlu ditekankan di sini adalah, Sistem Operasi Open Source tidak selalu disediakan secara gratis, melainkan tetap ada biaya yang dikeluarkan untuk membeli program tersebut, Seperti halnya adalah RedHat Linux.
Tujuan Open Source yang sesungguhnya adalah menghilangkan ketergantungan terhadap Vendor, yang di mana dari pihak Vendor bisa saja bertindak secara seenaknya. Open Source juga meyediakan software yang mudah untuk dijangkau oleh masyarakat luas dan menghindari adanya pengambilan keuntungan besar-besaran/berlebihan dari Vendor.
Dan perlu digarisbawahi, Open Source di sini bersifat bebas maksudnya bukan berarti sebebas-bebasnya, melainkan bebas untuk digunakan, dikembangkan, disebarkan ulang dengan mempertanggungjawabkan secara bersama dan tidak untuk menghilangkan hak cipta pembuat.

2.      Keuntungan/Kelebihan Open Source
   Legal
  Menyelamatkan devisa Negara
 Keamanan system
Hemat biaya
Dukungan dari pengembang lebih besar
Bebas untuk mengubah dan memodifikasi
Lebih aman
Kesalahan (bug, error) lebih cepat ditemukan dan diperbaiki
Lisensei gratis
Bebas dari malware
Tidak mengulangi development

3.      Kerugian/Kelemahan Open Source
§   Tidak ada garansi dari pengembang
§   Open Source digunakan secara sharing
§   Kurangnya SDM yang memanfaatkan Open Source
§   Tidak adanya perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
§   Kesulitan mengetahui status project
§   User Interface rumit bagi pengguna yang awam

4.      Contoh Sistem Operasi Open Source
a.       Linux, merupakan software sistem operasi yang gratis dan sangat populer
·      UNIX
·      BSD
·      GNU Linux
·      Sun Solaris
·      Fedora
·      Linux Ubuntu
·      Knoppix
·      Garuda OS
·      Backtrack
·      RedHat
·      Mandriva
·      OpenSUSE
·      Debian
·      Kondra Linux
·      Turbo Linux
·      Linux Mint
·      Slackware
b.      XAMPP, merupakan paket softwere yang berguna untuk simulasi dan pengembangan web, termasuk juga di dalamnya Apache dan MySQL (database).
c.       Mozilla Firefox, merupakan softwere yang berguna untuk menjelajahi halaman web di internet.
d.      OpenOffice, merupakan paket softwere perkantoran yang berguna untuk mengolah kata, tabel dan database.
e.       osCommerce, merupakan softwere aplikasi web yang digunakan untuk toko online.
f.       ClamAV & ClamWin, merupakan softwere antivirus.
g.      Audacity, merupakan softwere perekam sekaligus pengolah audio.
h.      GIMP, merupakan softwere pengolah foto dan juga gambar digital.
i.        VideoLAN, merupakan softwere pemutar file multimedia
j.        Blender, merupakan program untuk pembuatan model 3 (tiga) dimensi, misalnya seperti animasi dan game.
k.      Filezilla, merupakan softwere jaringan yang berfungsi untuk transfer file via protokol FTP pada jaringan komputer atau jaringan internet.
l.        Mplayer, merupakan ssoftwere pemutar musik yang berbasis open source.
Instalasi dan Konfigurasi DHCP Server
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah sebuah mekanisme yang memunkinkan sebuah server untuk memberikan IP Address secara dinamik bagi client. Client melakukan permintaan IP Address kepada server, dan server memberikan alokasi bagi si client tersebut. Mekanisme ini akan sangat memberikan keuntungan bagi manajemen jaringan di karenakan proses setting IP Address tidak harus dilakukan manual untuk setiap client yang ada
  • File konfigurasi utama di simpan di file /etc/dhcp3/dhcpd.conf
  • Tentukan interface mana (eth0 atau eth1) yang akan melayani permintaan IP Address dari client
  1. Alokasi IP Address yang akan diberikan kepada client harus berada satu network dengan IP Address server
  1. Tentukan rentang IP Address yang akan diberikan kepada client tersebut
  1. Alokasi IP Address untuk si client harus pula dilengkapi dengan subnet, netmask, dns server, gateway, broadcast
#…
# Konfigurasi sederhana untuk Jaringan lokal
subnet 10.252.10.0 netmask 255.255.255.0 {
range 10.252.10.10 10.252.10.20;
option domain-name “Domain_anda.com”;
option domain-name-servers 10.252.10.1;
option routers 10.252.10.1;
option broadcast-address 10.252.10.255;
default-lease-time 600;
max-lease-time 7200;
}
#…
  • Pastikan server dan client saling terkoneksi
  • Lakukan proses pengaturan di sisi client bahwa settip IP Address di lakukan secara automatic.
  1. Klik menu start ->Control Panel
  1. Pilih Network Connection
  1. Pilih Local Area Network ->klik kanan mouse ->pilih Properties
  1. Pilih Internet Protocol (TCP/IP) ->Pilih Properties
  1. Pilih opsi Obtain an IP address automatically
  1. Pilih opsi Obtain DNS server address automatically ->tekan tombol OK
  1. Klik menu start ->run ketik “cmd” . Maka akan muncul halaman dos prompt
  1. Pada halaman Dos prompt tersebut lakukan perintah ipconfig /release , pastikan bahwa IP address dari interface berubah menjadi 0.0.0.0
  1. Masih pada halaman yang sama ketikkan perintah ipconfig /renew untuk memperoleh IP Address dari server.
  1. Bila tidak terjadi kesalahan seharusnya client sudah mendapat IP Address dari server
1. Instalasi dhcp3-server
Softaware yang diperlukan untuk membuah sebuah service DHCP adalah dhcp3-server. Untuk melakukan instalasi dhcp3-server lakukan perintah:
root@server:# apt-get install dhcp3-server
Perhatikan beberapa hal setelah itu:
2. Konfigurasi dhcp3-server
File konfigurasi dhcp3-server terletak di file /etc/dhcp3/dhcpd.conf. Gunakan editor nano untuk melakukan editing terhadap file konfigurasi tersebut. Sebelum melakukan konfigurasi DHCP Server, beberapa hal harus kita perhatikan diantaranya:
Edit file dhcpd.conf dengan perintah:
root@server:# nano /etc/dhcp3/dhcpd.conf
Contoh file konfigurasi yang diberikan dalam DHCP Server adalah sebagai berikut:
Jangan lupa lakukan proses restart terhadap service setiap kali kita melakukan perubahan pada file konfigurasi:
root@server:# /etc/init.d/dhcp3-server restart
3. Pengujian DHCP Server
Pengujian di mesin Client
Untuk melakukan pengujian di sisi client, beberapa hal harus dilakukan diantaranya:
  • Pastikan server dan client saling terkoneksi
  • Lakukan proses pengaturan di sisi client bahwa settip IP Address di lakukan secara automatic.
A. Ikuti langkah-langkah berikut untuk melakukan setting di sisi client:
  1. Klik menu start ->Control Panel
  2. Pilih Network Connection
  3. Pilih Local Area Network ->klik kanan mouse ->pilih Properties
  4. Pilih Internet Protocol (TCP/IP) ->Pilih Properties
  5. Pilih opsi Obtain an IP address automatically
  6. Pilih opsi Obtain DNS server address automatically ->tekan tombol OK
B. Setelah langkah diatas, lakukan pengujian layanan service DHCP dari server. Ikuti langkah berikut:
  1. Klik menu start ->run ketik “cmd” . Maka akan muncul halaman dos prompt
  2. Pada halaman Dos prompt tersebut lakukan perintah ipconfig /release , pastikan bahwa IP address dari interface berubah menjadi 0.0.0.0
  3. Masih pada halaman yang sama ketikkan perintah ipconfig /renew untuk memperoleh IP Address dari server.
  4. Bila tidak terjadi kesalahan seharusnya client sudah mendapat IP Address dari server                                    Konfigurasi FTP Server Lengkap di Linux dan Windows
  5.   
    File Transfer Protocol (FTP) adalah protocol yang digunakan untuk transfer file atau data melalui media jaringan. FTP termasuk dalam protocol lama yang sampai saat ini masih digunakan. Dalam keadaan default, ftp berjalan pada port 21 dan bekerja pada protocol TCP/IP.

     
    Dalam FTP Server, kita bisa menggunakan dua cara;
    a. User Authentication LogIn (Password Protected)
    b. Anonymous LogIn (Guest OK)
    8.1. Installasi
    Sebenarnya ada dua aplikasi yang paling popular untuk ftp server pada distro debian. Yaitu ProFTPd dan Vsftpd. Kali ini saya menggunakan Proftpd, karena dianggap lebih mudah dan cepat dalam konfigurasinya.
    Install aplikasi ProFTPd terlebih dahulu, kemudian muncul menu PopUp dan pilih standalone mode.
    debian-server:/home/pudja# apt-get install proftpd
    8.2. Konfigurasi
    Secara default, setelah selesai menginstall proftpd diatas. Semua user yang terdaftar pada computer server Debian sudah bisa mengakses layanan ftp tersebut melalui web browser ataupun terminal. Dan direktori yang digunaka adalah direktori home setiap user tersebut.
    Dalam membuat FTP Server, kita akan melakukan sedikit konfigurasi pada file-file berikut;
    a. /etc/proftpd/proftpd.conf
    8.2.1. Direktori FTP Server
    Selanjutnya, buat folder untuk meletakan semua file dan data pada ftp server. Kemudian tambahkan hak akses
    untuk user ftp pada direktori tersebut.
    debian-server:/home/pudja# mkdir share
    debian-server:/home/pudja# userdel ftp
    debian-server:/home/pudja# useradd –d /share/ ftp
    debian-server:/home/pudja# passwd ftp
    Buat beberapa folder dalam direktori ftp server, sebagai bahan pengujian.
    debian-server:/home/pudja# cd share/
    debian-server:/home/pudja# mkdir ini adalah direktori dari ftp server
    8.2.2. User Authentication LogIn
    Edit dan tambahkan script berikut di baris paling bawah dari file proftpd.conf.
    debian-server:/home/pudja# vim /etc/proftpd/proftpd.conf
    #. . .
    #direktori untuk ftp server
    User ftp #user untuk ftp server

8.2.3. Anonymous LogIn
Cara kedua adalah Anonymous LogIn, yang memperbolehkan semua pengunjung mengakses layanan ftp server
tersebut. Perlu diingat, sebaiknya anda memilih salah satu dari dua cara ini. Jangan digunakan bersamaan.
Tambahkan opsi “UserAlias” pada file proftpd.conf. Kurang lebih seperti berikut scriptnya.
debian-server:/home/pudja# vim /etc/proftpd/proftpd.conf
#. . .

User ftp
UserAlias anonymous ftp #tambahkan script ini

debian-server:/home/pudja# /etc/init.d/proftp restart

Konfigurasi Debian Server
8.3. Pengujian
8.3.1. Pengujian via Localhost
Dalam pengujian di server localhost, kita akan menggunakan ftp client berbasis text. Secara otomatis ftp client
sudah terinstall bersamaan dengan system operasi Debian.
debian-server:/home/pudja# ftp localhost
220 ProFTPD 1.3.1 Server (Debian) [::ffff:127.0.0.1]
Name (localhost:root): ftp
331 Anonymous login ok, send your complete email address as your password
Password: ***
230 Anonymous access granted, restrictions apply
Remote system type is UNIX.
Using binary mode to transfer files.
ftp> ls
200 PORT command successful
150 Opening ASCII mode data connection for file list
drwxr-xr-x 2 root root 4096 Mar 15 23:25 adalah
drwxr-xr-x 2 root root 4096 Mar 15 23:25 dari
drwxr-xr-x 2 root root 4096 Mar 15 23:25 direktori
drwxr-xr-x 2 root root 4096 Mar 15 23:25 server
226 Transfer complete
ftp> bye
221 Goodbye.
8.3.2. Pengujian via Windows (Web)
Untuk menguji, apakah ftp server berhasil atau tidak. Pergi ke alamat ftp.debian.edu melalui Web Browser. Dan jika dns tidak resolveable, maka anda harus menambahk sub domain untuk ftpterlebih dahulu.

Gambar 13. FTP Server
8.3.3. Pengujian via Windows (FileZilla)
FileZilla adalah aplikasi ftp client yang mendukung hampir semua jenis system operasi. Baik system operasi Linux sendiri, Windows, atapun Mac OS. Kelebihan dari filezilla ini adalah, kita dapat melakukan transfer file yang cukup besar dan banyak (www.filezilla.org).


  
  • Konfigurasi Server Remote

    1) Konsep Server Remote
    Server Remote adalah sebuah server yang didedikasikan untuk menangani pengguna yang tidak pada LAN tapi membutuhkan akses jarak jauh untuk itu. Remote akses server memungkinkan pengguna untuk mendapatkan akses ke file dan layanan cetak di LAN dari lokasi terpencil. Sebagai contoh, pengguna yang memanggil ke jaringan dari rumah menggunakan modem analog atau koneksi ISDN akan mendial ke server akses remote. Setelah pengguna dikonfirmasi ia dapat mengakses drive dan printer bersama seolah-olah ia secara fisik terhubung ke LAN kantor.
    Kita dapat menggunakan misalnya perintah telnet untuk login secara remote ke sistem lain pada jaringan kita. Sistem ini dapat berada di jaringan area lokal atau melalui koneksi internet. Telnet beroperasi seolah-olah kita sedang log in ke sistem lain dari remote terminal. Kita akan diminta untuk menggunakan nama login dan password. Akibatnya, kita login ke akun lain pada sistem lain. Bahkan, jika kita memiliki akun di sistem lain, kita bisa menggunakan Telnet untuk masuk ke dalamnya.

    2) Telnet

    a) Server Telnet
    Telnet adalah sebuah utilitas standar Internet dan berdasarkan protokol lihat (Request For Comment, RFC) 854. RFC ini menetapkan metode untuk transmisi dan menerima karakter ASCII tidak terenkripsi (plaintext) di dalam jaringan. Anda dapat menggunakan klien Telnet berjalan pada satu komputer untuk menghubungkan ke sesi berbasis baris perintah untuk menjalankan aplikasi. Hanya antarmuka berbasis karakter dan beberapa aplikasi yang didukung. Tidak ada kemampuan grafis di lingkungan Telnet. Telnet terdiri dari dua komponen: Telnet klien dan Telnet Server. Dokumen RFC yang mendefinisikan Telnet bisa didapatkan di web Internet Engineering Task Force (IETF).
    Telnet Server melayani sesi remote untuk Telnet klien. Ketika Telnet Server aktif berjalan pada komputer, pengguna dapat terhubung ke server dengan menggunakan klien Telnet dari komputer remote. Telnet Server diimplementasikan di Windows sebagai layanan yang dapat dikonfigurasi untuk selalu aktif, bahkan ketika tidak ada orang yang login ke server.
    Ketika klien Telnet terhubung ke komputer yang menjalankan Telnet Server, pengguna remote diminta untuk memasukkan nama pengguna dan kata sandi. Nama pengguna dan kombinasi sandi harus menjadi salah satu yang berlaku pada Telnet Server. Telnet Server pada Windows mendukung dua jenis otentikasi: NTLM dan Password (atau plaintext).

    Setelah login, pengguna dilayani dengan antar muka command prompt yang dapat digunakan seolah-olah hal itu telah dimulai secara lokal pada server konsol. Perintah yang anda ketik pada klien Telnet command prompt dikirim ke Telnet Server dan dieksekusi di sana, seolah-olah Anda secara lokal login untuk sesi command prompt di server. Output dari perintah yang Anda jalankan akan dikirim kembali ke klien Telnet sehingga mereka ditampilkan bagi Anda untuk melihat
    Telnet tidak mendukung aplikasi yang memerlukan antarmuka grafis. Namun, Telnet Server dan Telnet Klien memahami karakter khusus yang menyediakan beberapa tingkat format dan posisi kursor dalam jendela Telnet klien. Telnet Server dan Telnet Klien mendukung emulasi dari empat jenis terminal: ANSI, VT-100, VT-52, dan VT-NT.
    Pada Windows Server 2008, Anda dapat menginstal Telnet Server dengan menggunakan wizard Tambah Fitur di Server Manager. Meskipun Server Manager akan terbuka secara default ketika anggota dari grup Administrator masuk/log on ke komputer, Anda juga dapat membuka Server Manager dengan menggunakan perintah pada menu Start di Administrative Tools, dan dengan membuka Programs di Control Panel. Pada Windows Vista dan versi kemudian, Anda dapat menginstal Telnet Server (dan Telnet klien) dengan membuka Control Panel, kemudian Programs, dan kemudian Mengaktifkan fitur Windows atau menonaktifkan, Turn Windows features on or off.
    Aplikasi telnet server juga dapat dijalankan di server dengan system operasi lain, misalnya UNIX dan beberapa distro LINUX lain.

    b) Telnet klien
    Implementasi Telnet awalnya gagal untuk operasi dupleks setengah (half duplex). Ini berarti bahwa lalu lintas data yang hanya bisa pergi dalam satu arah pada satu waktu dan memerlukan tindakan khusus untuk menunjukkan akhir dari lalu lintas satu arah sehingga lalu lintas sekarang dapat mulai ke arah lain. [Ini mirip dengan penggunaan "roger" dan "over" oleh operator amatir dan radio CB.] Tindakan spesifik adalah dimasukkannya karakter GA (go ahead) dalam aliran data. Link modern sudah memungkinkan operasi dua arah (bi-directional) dan "menekan pergi ke depan" pilihan diaktifkan.

    Aplikasi utilitas telnet (klien) saat ini sudah disertakan dalam system operasi apa pun yang kita gunakan. Kita dapat menjalankan utilitas Telnet dengan mengetikkan kata telnet. Jika kita tahu nama situs yang ingin dihubungi, kita dapat memasukkan telnet dan nama situs pada baris perintah Windows command atau Linux.
    Contoh implementasi aplikasi telnet pada windows command:
    C:\>telnet
    Microsoft (R) Windows NT (TM) Version 4.00 (Build 1381)
    Welcome to Microsoft Telnet Klien
    Telnet Klien Build 5.00.99034.1
    Escape Character is 'CTRL+]'
    Microsoft Telnet> open sfusrvr
    **** Layar akan dibersihkan (clear) dan informasi berikut akan ditampilkan:
    Microsoft (R) Windows NT (TM) Version 4.00 (Build 1381)
    Welcome to Microsoft Telnet Service
    Telnet Server Build 5.00.99034.1
    login: sfu
    password: ********
    **** Layar akan dibersihkan (clear) dan informasi berikut akan ditampilkan:
    *=========================================================
    Welcome to Microsoft Telnet Server.
    *=========================================================
    C:\>
    Selanjutnya kita bisa bekerja seolah-olah berada di mesin computer yang berhasil kita hubungi dengan aplikasi telnet. Akan tetapi meskipun bekerja pada konsol layar yang sama dengan aplikasi lain yang sedang kita jalankan di komputer kita, aplikasi telnet tetap merupakan pekerjaan di komputer lain (remote machine).

    3) Secure Shell (SSH)
    Telnet dan FTP adalah protokol yang terkenal tapi mereka mengirim data dalam format teks biasa, yang dapat ditangkap oleh seseorang dengan menggunakan sistem lain pada jaringan yang sama, termasuk Internet. Sehingga data yang dikomunikasikan dapat dengan mudah dibaca oleh orang, sehingga menjadi kurang aman untuk data-data penting yang harus dilindungi.

    Secure Shell (SSH) adalah sebuah protokol jaringan kriptografi (disandikan) untuk komunikasi data jarak jauh yang aman, dengan baris perintah login, perintah eksekusi jarak jauh, dan layanan jaringan lainnya antara dua jaringan komputer yang berhubungan, melalui saluran yang disandikan dan aman melalui jaringan tidak aman, server dan klien (masing-masing menjalankan server SSH dan program SSH klien,).

    Aplikasi paling terkenal dari protokol adalah untuk akses ke akun shell pada sistem operasi mirip Unix, tetapi juga dapat digunakan dengan cara yang sama untuk akun pada Windows. Ia dirancang sebagai pengganti Telnet dan protokol remote shell tidak aman lainnya seperti Berkeley rsh dan rexec protokol, yang mengirim informasi, terutama password, berbentuk plaintext, membuat mereka rentan terhadap intersepsi dan pengungkapan menggunakan analisis paket. Enkripsi yang digunakan oleh SSH dimaksudkan untuk memberikan kerahasiaan dan integritas data melalui jaringan yang tidak aman, seperti Internet.

    Dalam perjalanan pengembangan ssh, spesifikasi protokol membedakan antara dua versi utama yang disebut sebagai SSH-1 dan SSH-2. Perbedaannya terletak pada cara penyandian/enkripsi dan keduanya tidak saling mendukung. Pada tahun 2006, versi revisi dari protokol, SSH-2, diadopsi sebagai standar . Keamanan yang lebih baik, misalnya, karena menggunakan algoritma kriptografi Diffie-Hellman pertukaran kunci dan integritas yang kuat melalui kode otentikasi dalam memeriksa pesan. Fitur baru dari SSH-2 mencakup kemampuan untuk menjalankan sejumlah sesi shell melalui koneksi SSH tunggal.
    OpenSSH (OpenBSD Secure Shell) adalah seperangkat program komputer yang menyediakan sesi komunikasi terenkripsi melalui jaringan komputer menggunakan protokol ssh. Hal ini dibuat sebagai alternatif open source dibandingkan dengan aplikasi proprietary Secure Shell software suite yang ditawarkan oleh SSH Communications Security. OpenSSH dikembangkan sebagai bagian dari proyek OpenBSD, yang dipimpin oleh Theo de Raadt.

    a) Server SSH
    OpenSSH menggunakan hubungan server-klien. Sistem yang dihubungi disebut sebagai server. Sistem yang meminta sambungan disebut sebagai klien. Sebuah

    sistem sekaligus dapat menjadi server dan klien SSH. OpenSSH juga memiliki manfaat tambahan X11 forwarding dan port forwarding.

  • DFS atau biasanya dikenal dengan Distributed file system, kebanyakan digunakan didalam suatu perusahaan sebagai sharing files yang diletakan atau disimpan dibeberapa lokasi server/komputer client didalam jaringan baik itu LAN maupun juga WAN dengan tujuan untuk mempermudah dan menunjang pekerjaan masing-masing tiap user atau department.
    Sejak diluncurkannya Windows Server 2008 dan Windows Server 2012 DFS menjadi penting dan sangat membantu Administrator di dalam manajemen atau pengorganisasian file, karena file share ini sebagai ‘pool data’ yang diakses untuk kepentingan dan keperluan masing-masing user yang tentunya tiap user yang akses telah di konfigurasi rules-nya oleh Administrator dan tidak sembarangan untuk masuk atau akses ke DFS.
    Pertanyaannya adalah bagaimana konfigurasinya? dibawah ini akan dijelaskan step by step setting/konfigurasi DFS.
    image
    Create Server Group
    Windows Server 2012 untuk memudahkan administrasinya saat ini dapat membuat Server Group terutama untuk DFS dari management console, untuk contoh lab kali ini terdapat dua server svrw2k12dfs01 dan svrw2k12dfs02.
    Pada server manager pada salah satu servers yang sudah menjadi member servers, klik Create A Server Group.
    image
    Add server yang akan menjadi member dari svrw2k12dfs01 dan svrw2k12dfs02 dan klik OK.
    image
    Install DFS Roles & Services
    Open kembali server managerAdd Roles & Services wizard dari svrwk212dfs012x next dan Install.
    image 
    Edit & Settings DNS Namespace
    Selanjutnya adalah menunjuk new name space server host dan meng-add member servers untuk DFS name space. Klik tools dan pilih DFS Management.
    image
    Klik kanan pada left paneDFS Management dan pilih New Namespace.
    image
    Browse untuk new name space yang akan dijadikan host servernya. Lalu klik tab next.
    image
    Ketik nama untuk namespaceedit settings dan tentukan lokasi shared folder tersebut, untuk contoh lab kali ini pilih Administrator have full access other users have read and write permissions atau jika mau di custom permission-nya juga boleh silahkan di explore, klik OK dan Next.
    image
    Create DFS Name Space
    Sesuaikan pilihan dengan existing environment yang dibuat, karena lab menggunakan domain-based namespacejadikan ini sebagai pilihan, selanjutnya klik tab next.
    image
    Akan di review kembali settings yang telah dilakukan sebelumnya, jika sudah yakin, klik Create.
    image
    Nampak status tersebut success, klik close untuk mengakhirinya.
    image
    Hasilnya seperti gambar dibawah ini.
    image
    Add Folders DFS Name Space
    Gambar dibawah ini memperlihatkan elements dibawah node Namespaces pada console tree yang akan dibuat,
    image
    klik kanan pada \\example.co.id\public , pilih New Folder.
    image
    Ketik name software lalu OK.
    image
    Hasilnya…
    image
    Selanjutnya akan dibuat folder baru dengan nama tools pada Software folder, dimana tools yang akan di shared foldernya ada pada host svrw2k12dfs02. Lakukan hal yang sama untuk yang lainnya jika ada.
    image
    image
    Selengkapnya bisa dilihat pada gambar dibawah ini :
    image
    Untuk mencobanya silahkan login dari user computer ketik pada menu run :
    \\svrw2k12dfs02\tools
    image
    image
    atau dapat juga dibuatkan mapping drivenya dari user untuk lebih memudahkan lagi.
    image
    DFS Replication
    Pada lab berikutnya akan dicoba me-replicate tools folder ke destinasi server lainnya ini sangat penting sebagai contigency plan atau backup jika suatu saat primary member server crash.
    Langkahnya tidak terlalu sulit, klik di left pane ‘Replication’.
    image
    Klik next pada pilihan default.
    image
    Ketik nama replication groupnya, lalu klik next.
    image
    Add dan pilih dua atau lebih server yang akan menjadi members dari replication group tersebut dilanjutkan dengan meng-klik tab next.
    image
    Klik Full mesh topology lalu next.
    image
    Pada lab kali ini untuk bandwidth pilih full (bisa di custom) dan juga replikasi bisa di schedule atau diatur waktunya.
    image
    Pilih server yang akan dijadikan sebagai primary member yang berisi ‘content’ yang akan di replikasi.
    image
    Add folder yang akan di replicate, seperti pada contoh gambar dibawah ini.
    image
    Tentukan primary member local pathnya.
    image
    Klik tab close yang menandakan bahwa new replication group wizard selesai.
    image 
  • 5 Cara Konfigurasi Web Server yang Mudah Dipelajari


    Web server adalah perangkat keras maupun perangkat lunak yang menyediakan layanan akses kepada pengguna atau para pengaksesnya melalui jaringan atau protokol HTTP/HTTPS terhadap file-file berkas yang bisa diakses para pengguna melalui alamat website atau situs tertentuPada umumnya web server memang digunakan sebagai penyedia akses terhadap situs-situs web bagi pengguna, akan tetapi web server bisa digunakan lebih jauh lagi sebagai basis data untuk aplikasi bisnis, kesehatan, dan berbagai macam hal lainnya sesuai dengan kebutuhan yang dimiliki oleh seseorang tertentu terhadap akses situs yang dimiliki.
    ads
    Untuk melakukan konfigurasi web server, maka hal ini akan bergantung kepada piranti lunak apakah yang dimiliki dan dijalankan oleh web server tersebut. Tentunya web server dengan sistem operasi server Windows Server dengan Linux akan memiliki perbedaan-perbedaan tertentu. Oleh karena itulah, untuk melakukan cara konfigurasi web server secara detail diperlukan asumsi mengenai sistem operasi apakah yang dipilih untuk menjalankan web server yang dimiliki. Oleh karena itulah, dalam kesempatan kali ini, akan kita bahas mengenai bagaimana cara untuk melakukan konfigurasi web server secara ringkas dengan contoh beberapa jenis sistem operasi untuk web server yang umumnya digunakan, yaitu seperti Apache atau Web Server pada Linux.
    Menyamakan IP Address
    Salah satu hal yang perlu dilakukan agar suatu web server bisa kita jalankan adalah dengan cara melakukan penyamaan IP Address pada komputer lokal apabila ingin menjalankan aplikasi web server tersebut hanya pada jaringan lokal saja. Pengaturan yang berbeda diperlukan apabila kamu ingin mengatur server web yang berjalan secara online dan sudah disiapkan oleh pihak hosting. Pada jaringan lokal, kamu perlu untuk mengatur IP Address terlebih dahulu. Menyamakan IP Address bisa dilakukan di berbagai macam sistem operasi termasuk di antaranya terdapat dalam pembahasan mengenai kelebihan dan kekurangan Windows Server.
    Menginstall Apache/Aplikasi Web Server
    Seperti yang telah kita singgung sebelumnya, langkah berikutnya yang perlu dilakukan dan tentunya salah satu bagian yang penting adalah menginstall aplikasi atau perangkat web server di komputer atau laptop yang kamu miliki untuk dijalankan sebagai web server. Dalam contoh yang satu ini, kita akan menginstall apache di atas sistem operasi GNU/Linux.
    Untuk melakukan instalasi apache pada Linux cenderung cukup mudah. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan membuka aplikasi terminal, kemudian kamu bisa menginstall apache dengan cara mengetik “apg-get install apache2” atau “sudo apt-get install apache2” (gunakan perintah kedua apabila diperlukan akses root untuk memulai menginsall apache).
    Perintah tersebut akan memerintahkan komputer kita untuk melakukan instalasi terhadap aplikasi server apache di atas komputer yang kamu miliki. Tunggulah hingga proses download atau instalasi selesai, dan setelahnya maka kamu sudah memiliki aplikasi apache yang terinstall secara sempurna di laptop atau komputer yang kamu miliki. Perlu diperhatikan bahwa ada perbedaan komputer server dan client yang tidak mengharuskan komputer klien memiliki aplikasi server.
    Mengetes Web Server
    Setelah proses instalasi selesai, maka langkah berikutnya yang bisa kamu lakukan adalah mengetes atau melakukan uji coba terhadap instalasi web server yang kamu miliki. Cara untuk melakukannya juga cukup mudah, kamu hanya perlu membuka aplikasi terminal, kemudian mengetikkan perintahnano /var/www/index.html”. Perintah ini akan membuka file index.html di direktori /var/www/ di atas aplikasi editor teks yang terinstall di sistem operasi GNU/Linux biasanya yaitu nano.
    [Adsense-B]
    Jendela aplikasi nano akan muncul lengkap dengan isi atau konten dari file index.html yang kamu lihat. Kamu bisa mengubahnya sesuai dengan keinginan yang kamu miliki, tentunya dengan koding HTML supaya file tersebut bisa dirender oleh aplikasi browser yang kamu miliki. Setelah kamu selesai melakukan editing terhadap tampilan web server yang kamu punyai, maka kamu bisa mencoba untuk merestart aplikasi server tersebut dengan cara mengetikkan perintah “service apache2 restart” di terminal, dan setelah itu aplikasi apache akan direstart.
    Setelah langkah di atas dilakukan, maka langkah berikutnya adalah membuka alamat IP address yang dimiliki oleh web server dengan komputer client. Apabila halaman web berhasil terbuka dengan isi halaman web sesuai dengan apa isi dari index.html yang telah kamu edit, maka kamu telah berhasil menjalankan web server yang kamu miliki.
    Tentunya kamu bisa melakukan berbagai hal dengan web server yang barusan saja kamu buat tersebut. Ada berbagai hal yang bisa kamu lakukan, mulai dari menginstall aplikasi-aplikasi CMS, dan berbagai macam aplikasi berbasis web lainnya. Kamu bisa berkreasi sebanyak mungkin dan tentunya sesuai dengan kebutuhan yang kamu miliki supaya web server yang kamu buat bisa berjalan dengan sebagaimana mestinya.
    Ada berbagai macam aplikasi web yang bisa kamu coba. Mulai dari WordPress, Joomla, dan berbagai macam program lainnya. Ada baiknya apabila kamu memilih platform tersebut sesuai dengan kebutuhan yang bakal kamu miliki kedepannya, sehingga kamu bisa langsung menggunakan aplikasi tersebut secara langsung kelak. Tentunya hal itu juga perlu disesuaikan dengan banyak hal lain, seperti konten apa yang kamu inginkan, dan berbagai macam hal lainnya.
    Dengan mempertimbangkan berbagai macam hal di atas, maka sudah pasti kamu bisa memilih platform apa yang paling tepat untuk diinstall di web server yang barusan kamu buat, sehingga dapat dipastikan bahwa kamu bisa menjalankan atau mengoperasikan web server yang kamu miliki agar sesuai dengan kebutuhanmu kelak. Ini adalah salah satu fungsi komputer server yang wajib untuk diketahui.
    Memanfaatkan Fitur Web Manager
    Selain mengatur web server secara lokal, kamu juga bisa mengatur web server secara online di cpanel yang dimiliki oleh web hosting yang kamu pilih. Tentunya hal ini akan berbeda sesuai dengan jenis cpanel apakah yang dimiliki oleh hosting atau domain yang kamu pilih. Akan tetapi, pada umumnya hosting-hosting baik yang gratis ataupun yang berbayar, menyediakan pusat kontrol panel web server yang lumayan lengkap (tentunya dengan perbedaan tertentu sesuai dengan paket dan juga penyedia layanan domain atau hosting yang kamu pilih).
    Dengan memanfaatkan web manager seperti cpanel, kamu bisa melalukan berbagai macam hal dengan lebih mudah dan lebih cepat. Misalnya kamu bisa menginstall wordpress dengan mudah, cepat, dan tepat. Kamu tidak perlu melakukan download file mentah wordpress, mengekstrak satu-satu file yang terdapat di kompersi wordpress ke situs yang lain, dan berbagai macam tindakan ekstra lainnya apabila kamu menginstall wordpress secara mandiri. Kamu juga bisa mempelajari pengertian cloud server sebagai bahan belajar selanjutnya.
    Itulah beberapa hal yang bisa kamu lakukan sebagai cara konfigurasi web server dengan mudah. Beberapa langkah di atas tentunya masih bersifat umum dan bisa dikembangkan lebih lanjut apabila kamu ingin mendalami masalah web server.
  • 0 komentar :

    Pengunjung




    Widget edited by Poetra TKJ
    Nazi KhoedhiN. Diberdayakan oleh Blogger.